Kontrol
termodinamika atau kinetika dalam reaksi kimia dapat menentukan komposisi
campuran produk reaksi ketika jalur bersaing mengarah pada produk yang berbeda
serta selektivitas dari pengaruh kondisi reaksi tersebut. Kondisi reaksi
seperti suhu, tekanan atau pelarut mempengaruhi jalur reaksi; maka dari itu
kontrol termodinamik maupun kinetik adalah satu kesatuan dalam dalam suatu
reaksi kimia. Kedua kontrol reaksi ini disebut sebagai faktor termodinamika dan
faktor kinetika, dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Faktor
termodinamika (adanya stabilitas realtif dari produk)
Pada
suhu tinggi, reaksi berada di bawah kendali termodinamika (ekuilibrium, kondisi
reversibel) dan produk utama berada dalam sistem lebih stabil.
2. Faktor
kinetik (kecepatan pembentukan produk)
Pada
temperatur rendah, reaksi ini di bawah kontrol kinetik (tingkat, kondisi
irreversible) dan produk utama adalah produk yang dihasilkan dari reaksi
tercepat.
Apa
yang dimaksud dengan Reaksi Kondensasi Karbonil ?
Reaksi aldol merupakan salah satu
contoh reaksi kondensasi karbonil, reaksi ini sangat penting dalam kimia
organik. Apabila suatu aldehida diolah dengan basa seperti NaOH dalam air, maka
ion enolat yang terjadi dapat bereaksi pada gugus karbonil dari molekul
aldehida yang lain. Hal ini akan dihasilkan suatu adisi satu molekul aldehida
ke molekul aldehida lain. Reaksi ini disebut suatu reaksi kondensasi aldol
(Aldehida dan alkohol).
Suatu reaksi kondensasi ialah reaksi dimana dua
molekul atau lebih bergabung menjadi satu molekul yang lebih besar, dengan atau
tanpa hilangnya molekul kecil seperti air. Berlangsungnya reaksi kondensasi
aldol ini dapat dijelaskan sebagai berikut, jika asetaldehida diolah dengan
larutan natrium hidroksida berair, maka akan terbentuk ion enolat dalam konsentrasi
rendah. Reaksi tersebut reversibel, pada saat ion enolat bereaksi akan
terbentuk lagi yang baru. Ion enolat bereaksi dengan suatu molekul aldehida
lain dengan cara mengadisi pada karbon karbonil untuk membentuk ion alkoksida,
selanjutnya merebut sebuah proton dari dalam air untuk menghasilkan produk
aldol. Produk aldol tersebut mudah mengalami dehidrasi membentuk senyawa α, β
tidak jenuh. Hal ini karena adanya ikatan rangkap terkonjugasi dengan gugus
karbonil.
Aldehida
awal pada reaksi kondensasi aldol harus mengandung satu hidrogen yang berposisi
α terhadap gugus karbonil, sehingga aldehida lain dapat membentuk ion enolat
dalam basa. Produk aldol tersebut masih memiliki suatu gugus karbonil dengan
hidrogen α. Dengan demikian masih dapat bereaksi lebih lanjut membentuk trimer,
tetramer maupun polimer sebagai produk samping.
Suatu aldehida tanpa hidrogen α tidak
dapat membentuk ion enolat, dengan demikian tidak dapat berdimerisasi dalam suatu
kondensasi adol. Namun apabila aldehida semacam ini dicampur dengan aldehida
yang memiliki hidrogen α dapat terjadi kondensasi, yaitu yang disebut dengan
kondensasi aldol silang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar