UJIAN
AKHIR SEMESTER
MATA KALIAH :
KIMIA ORGANIK FISIK
TANGGAL :
23-01-2014
DOSEN :
Dr.Syamsurizal.M.Si
WAKTU :
Kamis Jam 09.00 WIB sd Jum’at Jam 16.00 WIB
ANGGOTA KELOMPOK:
-
Andrianto (F1C111044)
=
Berkontribusi soal no 4
-
Aris Munandar (F1C111004) =
Berkotribusi soal no 2
-
Iswandari (F1C111013)
=
Berkontribusi soal no 1
-
Milla yani (F1C111020)
=
Berkontribusi soal no 5
1.
Cara
mengontrol laju reaksi dan termodinamik dalam pembuatan BOM TNT serta cara
mengendalikan ledakan menggunakan pendekatan kimia?
Trinitrotoluena
(TNT, atau Trotyl) adalah hidrokarbon beraroma menyengat berwarna kuning pucat
yang melebur pada suhu 354 K (178 °F, 81 °C).
Trinitrotoluena adalah bahan peledak yang
digunakan sendiri atau dicampur, misalnya dalam Torpex, Tritonal, Composition B atau Amatol. TNT tidak
menyerap atau larut dalam air, yang memungkinkan untuk digunakan secara efektif
dalam lingkungan basah. Selain itu, cukup stabil bila dibandingkan bahan
peledak tinggi lainnya.
Struktur trinitrotoluena serbuk trinitrotoluena
TNT (Trinitrotoluene) merupakan senyawa turunan benzena yang bersifat mudah
meledak. Senyawa TNT diperoleh melalui reaksi nitrasi toluena. TNT digunakan
sebagai bahan peledak untuk kepentingan militer dan pertambangan. Senyawa TNT
(Trinitrotoluene) dibuat dengan cara mereaksikan toluena dan asam nitrat pekat,
serta dibantu katalis asam sulfat pekat. Berikut reaksi pembentukan TNT.
Cara mengontrol laju reaksi dalam pembuatan TNT
dapat dilihat dari aspek – aspek berikut :
1. Suhu
dan konsentrasi
Ketika suhu dinaikkan maka konsentrasi
senyawa harus rendah karena pada konsentrasi rendah senyawa memiliki jumlah
partikel yang sedikit sehingga proses
gerakan partikelnya cepat atau terjadi tumbukan antar partikel. Namun tumbukan
yang terjadi tidak terlalu kuat dikarenakan konsentrasi senyawa yang rendah sehingga
dalam kondisi yang seperti ini bisa dihasilkan produk yang stabil.
Sedangkan pada saat suhu diturunkan maka
konsentrasi senyawa harus tinggi karena pada konsentrasi tinggi senyawa
memiliki jumlah partikel yang banyak dan terjadi tumbukan yang sangat kuat
antar partikel sehingga dapat dihasilkan produk yang stabil. Namun jika
digunakan suhu yang tinggi maka tidak dihasilkan produk yang stabil karena
tidak sesuai dengan konsentrasi senyawa. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
konsentrasi berbanding terbalik dengan suhu.
2. Suhu
dan tekanan
Pada saat suhu tinggi maka tekanan harus
dinaikkan, namun pada kondisi ini bisa menyebabkan ledakan. Untuk menghindari
ledakan tersebut maka volume wadah harus diperbesar. Begitu juga ketika suhu
rendah maka tekanan juga harus rendah. Namun dalam kondisi ini volume wadah
tidak perlu diperbesar karena senyawa melakukan penyesuaian dengan sendirinya.
Dalam hal ini suhu berbanding lurus dengan dengan tekanan.
# Cara mengontrol termodinamika dalam pembuatan TNT
adalah sebagai berikut :
Setiap
partikel selalu bergerak. Dengan menaikkan temperatur, energi gerak atau energi
kinetik molekul akan bertambah, sehingga tumbukan lebih sering terjadi. Itulah
sebabnya reaksi kimia berlangsung lebih cepat pada temperatur yang lebih tinggi.
Disamping
itu, temperatur juga memperbesar energi potensial dari suatu zat. Zat yang
energi potensialnya kecil jika bertumbukan sukar menghasilkan reaksi karena
sukar melampaui energi pengaktifan. Dengan naiknya temperatur, energi potensial
zat akan menjadi lebih besar sehingga jika bertumbukan akan menghasilkan
reaksi.
#Pendekatan kimia yang
dapat digunakan untuk mengendalikan kemungkinan terjadinya ledakan adalah :
1.
Konsentrasi. Makin besar
konsentrasi makin banyak zat-zat yang
bereaksi sehingga makin besar
kemungkinan terjadinya tumbukan dengan demikian makin besar pula
kemungkinan terjadinya reaksi.
2.
Temperatur. Penambahan tekanan
dengan memperkecil volume
akan memperbesar konsentrasi
dengan demkian dapat memperbesar laju
reaksi.
3.
dan katalis. Katalis terkadang ikut terlibat dalam reaksi tetapi
tidak mengalami perubahan kimiawi
yang permanen, dengan kata lain
pada akhir reaksi katalis akan dijumpai kembali dalam bentuk dan jumlah yang sama
seperti sebelum reaksi. Fungsi katalis adalah memperbesar kecepatan
reaksinya (mempercepat reaksi) dengan jalan
memperkecil energi
pengaktifan suatu reaksi
dan dibentuknya tahap-tahap reaksi yang baru. Dengan menurunnya energi
pengaktifan maka pada
suhu yang sama reaksi dapat berlangsung lebih
cepat.
2.
Upaya
yang dapat dilakukan untuk mengendalikan laju propagasi reaksi, dan contoh
reaksinya?
Dalam pertanyaan no 2
ini tentang upaya mengendalikan laju propagasi reaksi, sebelum ke propagasi,
propagasi ini bagian dari tahap polimerisasi. Jadi sebelum ke propagasi
terlebih dahulu bahas inisiasi, Inisiasi adalah tahap pembentukan awal radikal-radikal
bebas. Hal ini menyebabkan jumlah radikal bebas meningkat pesat. Setelah
mengetahui tahap awal pembentukan radikal bebas maka tahap selanjutnya adalah
propagasi. Propagasi adalah reaksi yang melibatkan radikal bebas yang mana
jumlah radikal bebas akan tetap sama. Untuk penjelasan tentang ini dapat kita
ambil dari contoh berikut:
Diasumsikan bahwa reaktivitas radikal tidak tergantung pada panjang
rantai, sehingga semua tahap propagasi dapat dikarakterisasi dengan menggunakan
konstanta laju reaksi yang sama, yaitu kp.
Laju reaksi propagasi
overall dapat dinyatakan dengan:
Rp = kp
[M] [M•]
Dimana: [M] = Konsentrasi monomer
[M•] = Konsentrasi radikal rantai
dengan ukuran RM• dan yang lebih besar.
Dari persamaan diatas
dapat diketahui cara mengendalikan atau mengontrol laju propagasi dimana jika
kita menginginkan laju reaksi (kp) besar maka kita akan
mengatur nilai (Rp) diperbesar. Dalam hal ini konsentrasi monomer dan
konsentrasi radikal rantai dengan ukuran RM• juga berpengaruh dalam
proses pengendalian laju propagasi. Contoh reaksinya:
Contoh reksi disini akan dimulai dari tahap
inisiasi:
Disini jawaban no 4 akan mencoba membuatnya dari reaksi
pembuatan alkana dengan basa sehingga menghasilkan alkohol (3-metil-heksanol).
5.
Peran kimia organik fisik dalam menjelaskan kemudahan suatu senyawa organik
mengalami sublimasi, dan contoh senyawa organik?
Sublimasi adalah
proses dari perubahan benda padatan langsung menjadi uap tanpa melalui bentuk
cair dan setelah mengalami pendinginan langsung terkondensasi menjadi padatan
kembali. Untuk memisahakan senyawa
dengan tehnik sublimasi zat terlarut yang di gunakan harus memiliki perbedaan
titik didih yang tinggi sehingga dapat menghasilkan suatu uap dengan kemurnian
yang tinggi. Disini ,peran dari kimia organik fisik dalam menjelaskan kemudahan
suatu senyawa organik yang mengalami sublimasi adalah dengan cara mengontrol
termodinamikanya. Yang mana suhu berpengaruh dalam mempercepat reaksi sublimasi
dengan menghasilkan suatu senyawa yang memiliki kemurnian yang tinggi. Pada proses sublimasi, senyawa/padatan yang
akan di sublimasi biasanya dari wujud padat ke gas membutuhkan wujud antara,
jadi untuk mempercepat terjadinya reaksi/ perubahan wujud dari padat langsung
ke wujud gas maka di berikan kenaikan suhu dengan cara di lakukan pemanasan.
Jadi peran kimia organik fisik di sini
adalah dengan cara mengontrol termodinamikanya
agar terjadi reaksi dengan cepat tanpa melalui reaksi antara. Selain itu ada
senyawa yang langsung mengalami perubahan fasa ke fasa gas tanpa melalui wujud
antara yaitu senyawa pada tekanan dan pada temperatur tertentu. Contohnya kapur
barus, iodium, naftalen.